Bertaruh Kelebat Nenek
beritahu cucumu jika rumah digeledah
kamar tempat puisi-puisi disimpan dan kangen
diletakkan rapi dalam alamat kepergian
kirimi surat atau berdamailah dengan sesak
ketika tidurmu lebih sepi daripada puisi
yang ditulis cucumu sebelum menitipkan masa kecil
pada halaman berusia puluhan tahun
akan engkau rasakan peluh-peluh di kejauhan
tempat cucumu bertaruh,
dengan sakit dan ketakutan ketika ia pulang
Sumenep, 03 Maret 2019
Surat Kecil Untuk Tuhan
Aku ingin menanam rindu pada rumah baru
Bersama ikan di kolam belakang
Dan taman yang dilengkapi tempat penat didihkan
Bersama kesedihan kopi selama diaduk tanpa henti
Agar tak ada lagi hujan di lantai
Dan tanah lebih tenang menunggangi usianya
Aku ingin dingin yang benar
Hangat yang benar, serta kebenaran tuhan
Atas keadaan
Buku-buku berjajar pengganti aliran sungai
Air tenang melebihi ketenangan kerikil-kerikil
Di jalan sepanjang matahari mengutuk dirinya
Sebagai terang dan penunjuk arah malam
Aku ingin menanam rindu
Pada yang hanya bayang-bayang.
Sumenep, 02 Maret 2019
Mendengarkan Suara Kucing
Meong…
Pus, kucingku yang manis
Aku mendengaran setiap suara dan sesekali
Menyaksikan engkau bermain-main dengan puisi
Kemarilah dengan silau di matamu
Dengan bulu yang selesai dielus-elus kenangan
Biarkan aku sempurnakan puisi ini
Sambil mendengarkan meongmu.
Meong…
Kucingku menciumi ikan dalam puisi
Aroma yang jarang mengajaknya berciuman
Saling mendengus menukar harum menyengat
Pada hidung dan matanya ditumbuhi cahaya
Sumenep, 03 Maret 2019
Menunggu Isyarat Mendung
siang ini mendung lengkap dengan jatuhnya cahaya
yang tak sengaja aku petik saat wajahmu melayang
dibawa angin ke arah timur sebelah rumah
aku mengejar dengan suara terbata-bata. Parau,
pata ketika wajahmu tanpak basah seketika
aku mulai berhenti berteriak sepanjang lembab
di tubuh, di pohon kapas itu
masih mendung dan cahay belum kembali
begitu pula dengan engaku: wajahmu, keningmu,
pun aku tidak akan kembali samapai mendung ini
benar-benar mengatakan bahwa engkau baik-baik saja
sumenep, 11 Maret 2019
Hujan Gagal Turun
Hujan gagal turun
Dan aku gagal mengisahkan dingin
Yang terdapat bekas resahmu
Tak dapat pulang tepat waktu
Aku juga gagal mengisahkan dinginku sendiri
Dingin penuh keteduhan dan kenangan
Menyaksikan wajahmu kebingungan
Saat kuanggap hujan sedang baik hati
Hujan gagal turun
Dan aku gagal berharap engkau resah lagi
Sumenep, 30 November 2018
Kepada Penyanyi
Aku akan terus mencari kemenangan atas sepi
Melewati pola nada yang remang-remang,
Alamat tersembunyi di balik lagumu
Antara awal dan akhir.
Menandai kertas ala panyair,
Puisi, Nama keksih, alamat dan tanggal,
Lirik lagu meski jarang bernyanyi
Akan engkau temukan kesakian
Begitu pula aku saat ini.
Akan kucari kemenangan
Atas sepi dan atas engkau
Sumenep, 01 Maret 2019
Romzul Falah, alumni pondok pesantren Aqidah Usymuni Terate Pandian Sumenep. Sekarang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Wiraraja Sumenep. Aktif di UKM Sanggar Cemara dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat UNIJA Sumenep.
Comment